Qana'ah Cinta



Inilah kisah tentang ke-qana’ahan, cinta, redha dan jauh dari ketamakan.
Kisah yang menakjubkan, yang diceritakan oleh seorang konsultan.
Kami bekerja di sebuah lembaga konsultan bantuan hukum yang memberikan pelayanan secara gratis.
Pada suatu kali kami didatangi oleh seorang perempuan yang memakai burka berwarna hitam. Orangnya tinggi besar, bahunya lebar. Wajahnya hitam, maaf, jelek dan menakutkan. Dia lebih mirip laki-laki dari pada mirip perempuan.
Teman-temanku sesama konsultan berusaha keluar dengan menyelip-nyelip untuk menjauhi menerima pengaduannya. Di antara mereka ada yang membikin-bikin kesibukan. Hingga tidak ada yang tinggal selain diriku untuk melayaninya.
Awalnya aku sangat cemas melihat bentuknya. Aku berusaha untuk tidak melihat ke wajahnya sedapat mungkin. Aku juga menahan supaya tidak ketawa mendengarkan ledekan teman-temanku secara sembunyi-sembunyi dari belakang, supaya aku tetap bisa bekerja secara profesional. Sampai ia mulai bicara sambil tersenyum dengan senyuman yang sangat tidak menarik.
Lalu begini cerita yang ia adukan.
Dia berujar:
Aku adalah perempuan yang tidak mendapat bagian untuk menikah sepanjang hidupku, karena seluruh laki-laki lari dariku. Sampai aku berumur 40 tahun masih tetap perawan.
Tidak ada seorangpun laki-laki yang bersedia meminangku. Sementara tidak ada yang aku takutkan selain mati dalam keadaan single.
Aku berangan-angan, andaikan Allah mengaruniakan kepadaku anak-anak yang aku cintai dan aku rawat. Namun, Allah tidak menghendaki hal itu untukku.
Sampai pada suatu ketika, tetanggaku menawarkan kepadaku untuk menikah dengan seorang kontraktor yang tinggal di dekat rumahku. Dia seorang duda yang mempunyai empat orang anak.
Tapi dengan syarat, aku bersedia melayaninya dan anak-anaknya, namun aku tidak berhak menuntut hak apapun sebagai istri. Aku hanya sebagai seorang pembantu. Dan…..akupun menyetujuinya.
Inilah untuk pertama kalinya seseorang meminangku. Dan akupun menikah.
Sekalipun demikian, aku mendapati semua orang lari dariku, termasuk suamiku sendiri. Sebagaimana yang aku temukan dari kalian di kantor ini.
Tahun-tahun berlalu dan aku sibuk merawat anak-anaknnya. Aku memperlakukan mereka seolah-olah mereka adalah anak kandungku.
Aku mencurahkan cinta dan kasih sayangku sampai aku betul-betul menjadi ibu mereka dan mereka pun menganggapku ibu mereka dengan sepenuh kecintaan dan penghormatan.
Di samping itu Allah melimpahkan rezki yang sangat luas kepada suamiku. Dia mencintaiku seperti anak-anaknya mencintaiku.
Setelah berlalu bertahun-tahun, akhirnya ia menggauliku sebagaimana istri semestinya.
Maksud kedatanganku ke mari adalah karena suamiku telah meninggal beberapa hari yang lalu. Dan aku dikejutkan dengan surat wasiat, di mana ia menuliskan di sana bagianku dari harta benda dan properti yang nilainya jutaan dolar.
Tidak ada seorangpun di antara anak-anaknya yang menentang. Akan tetapi aku ingin mengembalikannya kepada mereka. Seluruh apa yang sudah dituliskan suamiku. Sekarang aku minta bantuan anda apa yang harus aku lakukan untuk proses itu.
Kemudian ia mengeluarkan seluruh berkas surat-surat yang membuktikan kebenaran apa yang ia sampaikan.
Aku betul-betul takjub, bagaimana mungkin seseorang bisa melepaskan jauh-jauh jutaan dolar yang sudah menjadi haknya ini dengan goresan tinta pena???
Aku memberanikan diri bertanya kepadanya, sementara aku merasakan malu yang sangat di dalam diriku. Saat itu aku baru merasa sangat hormat dan senyumannya kelihatan berubah indah dalam pandanganku.
Kenapa anda tidak ingin menjadikan simpanan barang sedikit dari harta ini? Satu flat umpamanya, atau sebidang tanah? Bila anda suatu saat ditimpa sakit, atau anak-anaknya tiba-tiba berubah menjadi cuek kepada anda? Tidak tertutup kemungkinan bila keadaan berubah?
Dia menjawab: Tidak ada sedikitpun keinginanku untuk memindahkan semua ini, seluruhnya ini pada akhirnya akan menjadi harta milik mereka juga, tidak ada hak sedikitpun bagiku. Cukuplah bagiku rasa cinta dari mereka. Itulah puncak rezki yang aku cita-citakan semenjak lama.
Allah sudah memberiku cinta sesudah aku merasakan bagaimana pahitnya kesepian. Dia juga yang akan mengaruniakan pembelaan bila terjadi pengkhianatan.
Setelah semuanya jelas, akupun segera melakukan proses hukum dan pemindahan hak milik kepada anak-anaknya pun selesai. Tidak sedikitpun yang tinggal untuknya sama sekali.
Aku melakukan itu sementara dadaku dipenuhi rasa penyesalan melihat kondisi kita. Kita mencela orang lain, padahal cela itu ada pada diri kita sendiri. Hingga kita tidak peduli siapa kita sebenarnya dari dalam.
Boleh jadi tampilan luarnya jelek, akan tetapi tidak lah lebih jelek dari pada anggapan kita terhadap dirinya.
Betapa banyak mutiara yang tersimpan di rumah-rumah yang ditinggalkan sementara kita tidak tahu.
Inilah kisah tentang ke-qana’ahan, cinta, redha dan jauh dari ketamakan.
Ini adalah hati seorang perempuan, di mana kita sudah berbuat zalim kepada diri sendiri akibat menilai tampilan luarnya.
Segala penghormatan dan permohonan maaf dariku kepadamu wahai perempuan mulia. Mata kami sudah buta untuk melihat kecantikan budi dan cinta yang sudah mulai sirna dari kebanyakan manusia.

Kehinaan , Kejahatan di Dunia dan Kegelapan di Akhirat



Al-kisah ada beberapa pelayan raja yang menemukan anak kecil di jalan. Lantas mereka memungutnya. Raja memerintahkan mereka agar anak tersebut dirawat dan disatukan dengan keluarga raja. Raja pun menamainya Ahmad al-Yatim. Ketika anak tersebut mulai tumbuh dewasa, nampak pada dirinya tanda-tanda kepandaian dan kecerdasan. Lalu raja mendidiknya dan mengajarinya.
Tatkala sang raja hendak meninggal dunia, beliau mewasiatkan anak tersebut kepada putra mahkota. Raja menggabungkan anak tersebut kepada putra mahkota, memilihnya dan mengambil janji agar dia menjadi orang yang setia dan menjadi pelayan yang jujur. Setelah itu, dia memulai pekerjaannya. Sehingga, dia menjadi kepala pelayan raja dan orang yang mengatur segala urusan istana.
Pada suatu hari raja memerintahkan agar dia mengambilkan seseuatu dari salah satu kamarnya. Dia pun bergegas untuk mengambilkan barang tersebut. Tiba-tiba dia melihat salah seorang dayang khusus raja bersama seorang pemuda dari kalangan pelayan kerajaan sedang berbuat kefasikan dan berbuat zina. Dayang itu memohon kepadanya agar merahasiakan kejadian itu. Si dayang menjanjikan akan memberikan apa saja yang dia minta dan merayunya dengan menyerahkan dirinya. Tujuannya, agar si dayang selamat dari tindakannya (melaporkan kepada raja).
Lalu dia berkata kepada dayang tersebut, “Aku mohon perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’aladari berkhianat kepada raja dengan berbuat zina padahal beliau telah berbuat baik kepadaku.’ Kemudian dia meninggalkan dayang tersebut dan berlalu dengan tetap menyembunyikan rahasia tersebut. Akan tetapi, dayang tersebut merasa khawatir sendiri dan mengira bahwa Ahmad al-Yatim akan melaporkan perbuatannya kepada raja.
Dayang tersebut menunggu raja sampai beliau datang di istana. Kemudian dia menghadap raja sambil menangis dan mengadu. Lalu sang raja bertanya kepadanya tentang apa yang terjadi. Si dayang menjawab bahwa Ahmad al-Yatim telah merayu dirinya bahkan dia memaksanya untuk berbuat zina.
Ketika sang raja mendengar hal tersebut, kontan beliau marah besar dan bertekad untuk membunuh Ahmad al-Yatim. Kemudian sang raja mengatur siasat untuk membunuhnya secara diam-diam, sehingga orang-orang tidak mengetahui pembunuhan tersebut serta penyebabnya. Dia berkata kepada anak buah seniornya, “Jika saya mengutus seseorang kepadamu dengan membawa nampan dan meminta kepadamu ini dan itu, maka penggallah kepalanya dan letakkan kepalanya pada nampan tersebut, lalu bawa potongan kepala itu kepadaku.” Anak buahnya pun menerima dan menyanggupinya.
Pada suatu hari raja memanggil Ahmad al-Yatim dan berkata kepadanya, “Temui fulan si pelayan dan katakan padanya, ‘Raja meminta ini dan itu.” Dia pun berangkat melaksanakan perintah raja tersebut. Akan tetapi, di tengah jalan dia bertemu beberapa pelayan. Mereka ingin menjadikan Ahmad sebagai penengah di dalam suatu perkara yang terjadi di antara mereka. Ahmad al-Yatim meminta maaf dan berkata bahwa dia sedang mendapat tugas untuk melaksanakan perintah raja. Mereka berkata, “Kami akan mengutus seorang pelayan yang akan menggantikanmu untuk melaksanakan tugasmu. Sehingga, engkau dapat memutuskan persoalan di antara kita.”
Ahmad al-Yatim mengabulkan permintaan mereka. Lantas mereka mengutus salah seorang di antara mereka, yaitu pemuda yang telah berbuat zina dengan si dayang. Ketika dia sampai, pimpinan pelayan menariknya ke tempat yang telah dipersiapkan kemudian dia memenggal lehernya secara tiba-tiba, lalu dia letakkan potongan kepala tersebut di atas nampan dan ditutupi. Kemudian dia membawanya ke hadapan raja.
Ketika sang raja melihat nampan tersebut, dengan segera dia membuka tutupnya, maka dia melihat potongan kepala bukan kepala Ahmad al-Yatim. Selanjutnya raja memanggil Ahmad al-Yatim dan menanyakan tentang apa yang telah dilakukannya. Lantas Ahmad menceritakan apa yang telah terjadi. Kemudian raja bertanya, “Apakah kamu tahu dosa pelayan ini?” Dia menjawab, “Iya. Dia telah melakukan ini dan itu bersama seorang dayang. Keduanya meminta saya dengan bersumpah kepada AllahSubhanahu wa Ta’ala agar saya merahasiakan berita ini. ”Ketika sang raja mendengar hal itu, maka beliau memerintahkan agar si dayang dibunuh juga. Beliau kembali mencintai dan memuliakan Ahmad al-Yatim seperti sedia kala. Demikianlah akibat memenuhi janji dan ujung dari khianat.
Rencana yang jahat hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri. “ (QS. Fathir: 43)

Keistimewaan Shalat Tahajjud



Shalat Tahajud adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari sesudah mengerjakan shalat Isya sampai terbitnya fajar dan sesudah bangun dari tidur, meskipun itu hanya sebentar.
Salat tahajjud termasuk shalat sunnat mu’akad (salat yang sangat dianjurkan) dikerjakan sedikitnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas. Dikerjakan setiap dua rakaat. Dapat dilakukan kapan pun pada malam hari namun waktu yang paling utama untuk melakukannya adalah pada sepertiga akhir malam. Shalat Tahajud adalah shalat yang diwajibkan kepada Nabi SAW sebelum turun perintah shalat wajib lima waktu.
“Dan pada sebagian malam hari bersalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ketempat yang terpuji“ (QS. 17 Al-Isra :79 )
Shalat khususnya tahajjud ternyata tidak hanya membuat pelakunya mendapatkan tempat istimewa di hadapan Sang Pencipta Alam ini, melainkan juga melainkan juga meningkatkan kekebalan tubuh dan mengusir penyakit.Semua apa yang telah dijelaskan didalam al quran untuk kita jalankan dalam kehidupan sehari – hari yang mana pada saat ini kita anggap sebagai tanggung jawab, atau kewajiban , memiliki pengaruh positif terutama buat hidup kita sendiri. Kepatuhan-kepatuhan kita terhadap ritual keagamaan seperti shalat serta bentuk ritual lainnya memiliki pengaruh bagi meningkatnya sistem kekebalan tubuh kita.Serta gangguan dari penyakit baik yang menyerang diri kita secara langsung maupun tidak langsung. terdapat seribu satu hikmah didalam setiap apa yang telah disyariatkan untuk dilaksanakan.
Diantara manfaat dan atau keajaiban sholat tahajud adalah Salat tahajjud merupakan kehormatan bagi seorang muslim, sebab :
• Mendatangkan kesehatan,
• Menghapus dosa-dosa yang dilakukan siang hari,
• Menghindarkannya dari kesepian dialam kubur,
• Mengharumkan bau tubuh,
• Menjaminkan baginya kebutuhan hidup,
• Dan juga menjadi hiasan surga,
• Selain itu, salat tahajjud dapat memberikan manfaat, yaitu keselamatan dan kesenangan di dunia dan akhirat.


Manfaat dari shalat tahajjud yang lainnya adalah wajah orang yang sering melakukan shalat tahajjud akan memancarkan cahaya keimanan, akan dipelihara oleh Allah dari segala macam marabahaya, setiap perkataannya mengandung arti dan dituruti oleh orang lain.
Akan mendapatkan perhatian dan kecintaan dari orang-orang yang mengenalinya, dimudahkan hisabnya, berjalan diatas shirat bagaikan kilat.
Allah Subhanahu Wata’ala Berfirman :

“DAN PADA SEBAGIAN MALAM HARI BERSALAT TAHAJUDLAH KAMU SEBAGAI SUATU IBADAH TAMBAHAN BAGIMU. MUDAH-MUDAHAN TUHANMU MENGANGKATMU KETEMPAT YANG TERPUJI” (Q.S. AL ISRAA’ : 79 )

Ada kata kunci yang menarik untuk dicermati dalam Firman Allah Subhanahu wata’ala yang berupa perintah di atas, yang mana kata itu memiliki hubungan sebab akibat yang sangat jelas yakni bersembahyang tahajjud dan tempat terpuji.
Tempat yang terpuji adalah akibat atau konsekuensi dari sebuah sebab yaitu sembahyang tahajjud.
Oleh karena itu bagi mereka yang mendambakan tempat yang terpuji, tempat yang mulia baik di sisi Allaah ataupun di mata manusia maka satu kunci rahasianya.
Hadits terkait salat tahajjud:

“Perintah Allah turun ke langit dunia di waktu tinggal sepertiga akhir dari waktu malam, lalu berseru: Adakah orang-orang yang memohon (berdo’a), pasti akan Kukabul kan, adakah orang-orang yang meminta, pasti akan Kuberi dan adakah yang mengharap/ memohon ampunan, pasti akan Kuampuni baginya. Sampai tiba waktu Shubuh.“ (Al Hadits).

Tawakal Dalam Menghadapi Cobaan Hidup



Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 214:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”
Demikianlah kata pasti yang tak mungkin diubah-ubah sebagai sunnatullah, bahwa seseorang tak mungkin dengan mudah akan masuk surga tanpa adanya derita dan cobaan. Memang adalah suatu konsekuensi logis yang harus diterima oleh setiap insan tanpa pandang bulu, akan menghadapi cobaan. Hidup ini pasti diwarnai dengan derita dan cobaan dalam berbagai bentuk. Tak seorang pun yang lepas dari padanya. Mau hidup berarti mau pula menerima cobaan dan menghadapi cobaan itu dengan banyak cara. Hidup tanpa cobaan bukan di dunia tempatnya, kelak di sorga Ilahi. Di akheratlah cobaan baru bisa berhenti. Bagi mereka yang medapatkan ampunan Allah akan hidup di sana dengan tenang dan bahagia.
Memang seharusnya seorang muslim memahami benar hidup ini, sebagai medan perjuangan untuk menentukan dan mewarnai hidupnya kelak di kemudian hari. Allah telah memperingatkan dengan jelas dalam 
surat Al-Ankabut ayat 2:
“Adakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan saja dengan mengatakan: “Kami telah beriman,” Padahal mereka belum lagi mendapatkan cobaan.”
Seorang muslim akan merasa hambar hidupnya, tak enak dan tak lezat dan tak ada manisnya bila tak ada cobaan dan rongrongan. Dalam menghadapi cobaan,  ia harus sabar dan tahan menderita seraya mujahadah dan berjuang untuk keluar darinya. Berusaha mencari jalan keluar dari cobaan yang menimpa dengan penuh tawakkal. Maka sikapnya itu merupakan tabungan yang tersimpan yang akan diterimanya kelak di kehidupan yang kekal dan abadi.
Karenanya cobaan dan derita hidup disambutnya dengan napas lega dan lapang dada, sambil berserah diri kepada Allah sepenuh hati dengan keyakinan penuh ia percaya bahwa derita itu ditimpakan kepadanya tiada lain hanyalah karena:
Seorang muslim akan senantiasa mengusahakan agar ada keserasian antara ucapan dan tindakannya. Ia tak mau menjadikan dirinya sebagai hamba Allah yang berdusta. Lantang dan lancar tutur lidahnya tetapi lancang hati dan tindakannya di kala cobaan dan derita beraksi menantang.
Seorang muslim karena Imannya, tak merasa heran berhadapan dengan kehadiran cobaan di tengah-tengah hidupnya yang mau tak mau mesti datang dan tak dapat dielakkannya. Maka ia pun siap menanti dengan pendirian yang kuat dan tekad yang membaja.  Sebab itu betapa pun berat cobaan yang menghadang, ucapannya tak akan berubah, tekad hatinya tak akan luntur dan sikapnya tidak akan goyah.
Kaum muslimin yang berbahagia.
Seorang muslim dengan segala daya dan upaya akan melalui cobaan dan derita dengan sabar dan tawakkal sekalipun resikonya berat sekali terhadap dirinya. Dalam keadaan apa pun seluruhnya dikembalikan kepada ilmu dan iradat Allah SWT. Kudrat dan iradat-Nya saja yang akan menjatuhkan vonis keputusan sebagai “Qadar yang tertentu” yang telah diaturnya terlebih dahulu.
Seorang muslim setelah berikhtiar tindakannya hanya sekedar berdoa dan pasrah kepada Allah SWT.
Dalam menghadapi ujian dan cobaan, seorang muslim tak akan meminta agar dihindarkan dari cobaan sama sekali, karena memang cobaan itu harus ada. Kita pun harus menyadari bahwa cobaan dan ujian bermacam-macam yang semuanya mengandung hikmah yang mendalam bagi kita sebagaimana hadits Rasulullah SAW: “Sesungguhnya besar kecilnya pahala, tergantung dari besar kecilnya cobaan, dan kalau Allah sayang kepada satu kaum, Ia senantiasa akan mengirim cobaan. Maka barang siapa yang rela menerima cobaan itu berarti ia mendapatkan ridha Allah. Tetapi barang siapa yang marah karena mendapat cobaan, berarti ia akan mendapat murka Allah.” (HR Ibnu Majah).
Yang penting bagi kita adalah kapan saja kita menerima suatu cobaan, maka kita hadapi dengan tabah disertai dengan ikhtiar untuk mengatasinya kemudian tawakkal berserah diri kepada Allah untuk menantikan keputusannya. Akhirnya sebagai kesimpulan pembicaraan kita ini:
1. Orang-orang yang beriman akan diuji dan dicoba dengan bermacam-macam cobaan dalam hidup ini.
2. Cobaan itu telah ditimpakan kepada umat-umat terdahulu.
3. Dengan cobaan itu akan tersisih antara emas dan loyang, antara padi dan antah.

renungkan firman Allah SWT:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan dengan suatu ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali.” (Q.S. Al-Baqarah 155-156).
Semoga kita senantiasa diberi kekuatan oleh Allah SWT. untuk menghadapi cobaan dengan sabar dan tawakal . 
Amin...

Kisah pohon bambu dan bunga mawar

Kisah pohon bambu dan bunga mawar


Alkisah ada sekuntum bunga mawar yang sedang berbunga di suatu taman. Bunga mawar tersebut mengeluarkan aroma yang sangat harum.
Bunga mawar terlihat cantik dengan warna-warni yang menarik sehingga bunga ini banyak mendapatkan pujian dari orang-orang.
Banyak dari pengunjung taman yang menyempatkan diri untuk berfoto di samping atau di depan taman mawar.
Bunga mawar memang mempunyai daya tarik yang sangat mempesona sehingga banyak orang yang meyakini bahwa bunga mawar adalah salah satu lambang utama cinta.
Sedangkan di sisi lain taman terdapat pohon bambu yang terlihat membosankan. Dari dulu hingga sekarang bentuk pohon bambu tidak pernah berubah dimana tidak tumbuh bunga dengan aroma yang disukai oleh banyak orang.
Selain itu tidak terlihat ada orang yang menyempatkan diri untuk berfoto di depan pohon bambu ataupun memujinya.

Maka dari itu tidak mengherankan apabila pohon bambu sering merasa cemburu jika melihat bunga mawar selalu dikerumuni oleh banyak orang.
Pada suatu hari Bambu berkata dengan nada yang sedih, “Hai Mawar, Tahukah kamu, aku selalu ingin menjadi seperti kamu. Bisa tumbuh bunga yang indah, mengeluarkan aroma yang harum, banyak mendapatkan pujian, terlihat cantik, bahkan sering menjadi persembahan untuk pernyataan cinta manusia.”
Mawar pun menjadi tersenyum setelah mendengar hal itu, lalu berkata “Terima kasih atas kejujuran dan pujianmu Bambu … namun aku juga ingin kamu tahu bahwa sebenarnya aku juga iri padamu.”
Pohon Bambu pun merasa heran karena dia merasa tidak mempunyai kelebihan yang bisa dibanggakan yang membuat bunga mawar iri padanya.
Sang bambu pun berkata, “Kenapa kamu bisa iri padaku Mawar … Padahal tidak ada satupun bagian dari diriku yang lebih indah darimu dan yang bisa dibanggakan.”
Mawar pun menjawab dengan sedih, “Alasan kenapa aku iri padamu adalah kamu masih bisa bertahan dan tidak goyah pada saat badai datang.
“Sedangkan kami pohon Mawar sangat rapuh dimana kelopak kami sangat mudah lepas jika terkena angin sedikit. Selain itu umur kami sangat singkat.” Lanjut Mawar.
Akhirnya Bambu baru menyadari bahwa sebenarnya dia punya kelebihan dan kekuatan. Ternyata kekuatan yang selama ini dianggap biasa saja bisa terlihat mengagumkan dari sudut pandang sang mawar.
Bambu berkata, “Tapi tetap saja aku beda sama kamu mawar. Banyak orang yang selalu mencarimu hanya karena ingin menjadikanmu sebagai hiasan rambut para gadis atau jadi hiasan yang cantik di ruang tamu.”
Sang mawar tersenyum lagi dan berkata, “Ucapanmu memang benar bambu bahwa aku tidak seperti kamu dan aku sering digunakan dicari oleh banyak orang untuk dijadikan hiasan, namun apakah kamu tidak sadar jika dalam beberapa hari kemudian aku bisa layu ??”
Bambu pun merasa heran, “Apa maksudmu, aku tidak mengerti,”
Mawar berkata, “Ah bambu.. Sebenarnya kamu tahu kan kalau manusia sering menggunakanmu sebagai alat untuk mengalirkan air.”
“Selain itu kamu juga sangat bermanfaat bagi tumbuhan yang lain. Aliran air yang mengalir pada tubuhmu akan menghidupkan banyak tanaman.”
“Maka dari itu aku merasa heran, kenapa dengan manfaat sebesar itu kamu malah menjadi iri padaku. Padahal seharusnya kamu merasa bahagia dan bersyukur,” lanjut sang mawar.
Bambu pun akhirnya mengangguk dan baru menyadari bahwa selama ini dia sangat berguna bagi tanaman lain.

Meskipun bunga mawar lebih sering mendapatkan pujian namun sesungguhnya bambu juga memiliki manfaat lain yang tidak dimiliki oleh bunga mawar tersebut.
Sejak percakapan dengan mawar tersebut, sang bambu tidak lagi merenungi nasibnya seperti sebelumnya. Bahkan Bambu merasa senang bisa mengetahui kekuatan serta manfaat yang bisa diberikan untuk makhluk lain.

Note :
Daripada menghabiskan pikiran, waktu dan tenaga dengan iri pada orang lain, lebih baik bersyukur atas kemampuan diri sendiri. Apalagi jika ternyata kita bisa berguna bagi orang lain.

Kisah seorang Polantas


Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau. Alex segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu perempatan di situ cukup padat, sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama. Kebetulan jalan di depannya agak lengang. Lampu berganti kuning. Hati Alex berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala. Alex bimbang, haruskah ia berhenti atau terus saja. “Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak,” pikirnya sambil terus melaju.

Priiiiit……..!...Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Alex menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing.

Hey, itu khan Sobari, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Alex agak lega. Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.

“Hai, Sob. Senang sekali ketemu kamu lagi!”
“Hai, Lex.” Tanpa senyum.

“Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri saya sedang menunggu di rumah.”

“Oh ya?”

Tampaknya Sobari agak ragu. Nah, bagus kalau begitu.

“Sob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh terlambat, dong.”

“Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini.”

Oooo, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Alex harus ganti strategi.

“Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala.”

Aha, terkadang berdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.

“Ayo dong Lex. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIM-mu.”

Dengan ketus Alex menyerahkan SIM, lalu masuk ke dalam kendaraan dan menutup kaca jendelanya. Sementara Sobari menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa saat kemudian Sobari mengetuk kaca jendela. Alex memandangi wajah Sobari dengan penuh kecewa.Dibukanya kaca jendela itu sedikit.

Ah, lima centi sudah cukup untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Sobari kembali ke posnya. Alex mengambil surat tilang yang diselipkan Sobari di sela-sela kaca jendela.
Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru Alex membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Sobari.

“Halo Alex, Tahukah kamu Lex, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah. Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 tahun. Begitu bebas, ia bisa bertemu dan memeluk anak-anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk. Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan aku Lex. Doakan agar permohonan kami terkabulkan. Berhati-hatilah. (Salam, Sobari)”.

Alex terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Sobari. Namun, Sobari sudah meninggalkan pos jaganya entah ke mana. Sepanjang jalan pulang ia mengemudi perlahan dengan hati tak menentu sambil berharap kesalahannya dimaafkan .


Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati.

Kisah Tiga Katak


Kisah Katak Pertama

Dikisahkan di suatu negeri, ada dua katak (A dan B) yang sama-sama tercebur dalam susu. Si katak A berpikir kalau terceburnya ini sudah digariskan sebagai takdirnya sehingga  matipun tidak apa-apa. Oleh karena itu, dia hanya berdiam diri di dalam cairan susu itu. Akhirnya benarlah, dia mati dalam susu tersebut. Memang benar kata orang, meskipun dalam gelimangan susu (baca: kenikmatan), kalau dia tidak bertindak apapun, dia sendiri akan mati dan kenikmatan itu malah akan menjadi racun bagi dirinya. Sementara itu, si katak B melompat-lompat sekuat tenaganya di dalam susu. Hampir tiap menit dia melompat-lompat seolah-olah mengaduk susu itu hingga lambat laun susu menjadi kental dan padat layaknya membuat keju. Akhirnya, dia berhasil keluar dari kubangan susu. Inti dari cerita dua katak ini mengajarkan kita untuk selalu bergerak dan bergerak atau membuat suatu perubahan yang lebih baik dalam bidang apapun, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, ataupun pendidikan.

Kisah Katak Kedua

Ada sebuah kisah berbeda  lagi tentang katak dari suatu negeri, yang terkenal dengan judul Froschkönig”(Pangeran Katak). Cerita katak ini memang lebih ke cerita fabel dan terasa seperti di negeri khayalan.  Meski demikian, ada nilai bijak yang bisa kita petik. Dikisahkan anak raja yang cantik jelita sedang bermain bola emas di taman kerajaan. Dengan tidak sengaja, ternyata bola emas tadi tercebur dalam sumur dekat kerajaan sehingga si putri raja menangis tersedu-sedu. Dia berteriak minta tolong, tapi sayangnya tidak ada siapapun yang lewat, hanya ada katak jelek di situ. Si katak memahami perasaan sang putri. Sang putri kemudian berjanji kalau si katak mau menolongnya, apapun permintaan si katak akan dituruti. Setelah terjadi kesepakatan antara sang putri dan si katak. Akhirnya, si katak berhasil menolong sang putri. Sang putri menjadi bahagia karena kembali menemukan bola emasnya. Kejadian ini sempat diceritakan sang putri pada ayahandanya, sang baginda raja.
Setelah beberapa bulan, di suatu acara perjamuan makan kerajaan, datanglah si katak. Dia dijamu makan di situ juga dan ingin makan sepiring dengan dengan putri. Mula-mula sang putri agak sewot dengan permintaan sang katak, walaupun akhirnya keinginan itu diturutinya. Tidak hanya itu, setelah perjamuan selesai, sang putri menuju kamar tidurnya. Si katak pun tidak mau ketinggalan. Dia ingin mengikuti putri ke kamarnya. Tentu saja sang putri menolak dan marah-marah sehingga si katak diusirnya.
Ayahanda yang mengetahui kejadian itu, menasihati sang putri bahwa setiap berjanji seharusnya kita tepati. Kita harus memegang komitmen dangan apa yang sudah kita ikrarkan. Akhirnya, sang putri menuruti nasihat baginda raja, dicarinya si katak dan dipersilakan menemani ke kamar. Si katak tidak marah dan menemani sang putri di sudut kamarnya. Oleh karena sang putri menepati janji, terjadilah keajaiban. Ternyata si katak menjelma menjadi pria tampan. Pria tampan tersebut adalah seorang pangeran muda yang baik hati. Singkat cerita, sang putri jatuh cinta pada pangeran muda itu. Mereka menikah dan bahagia setelah itu. Setiap kebaikan tentunya akan dibalas oleh Tuhan dengan kebaikan, begitu juga sebaliknya. Itulah kisah Froschkönig yang memberikan contoh tentang bagaimana memenuhi janji dan komitmen kita. Semoga kita bisa mengambil manfaatnya.

Kisah Katak Ketiga

Beda lagi kisah si katak berikut ini. Si katak ini diceritakan ikut perlombaan panjat pinang. Tiang yang harus dipanjat sekitar 10 meter dan sangat licin. Banyak sekali katak lain yang juga ikut perlombaan itu. Satu katak mencoba memanjat, namun akhirnya jatuh. Katak kedua mencoba, kemudian jatuh juga. Begitu juga dengan katak-katak berikutnya. Berkali-kali mereka mencoba memanjat walaupun jatuh terus. Banyak sekali penonton yang berkomentar, “Ah, itu mustahil. Katak-katak tak akan mampu mencapai puncak tiang itu.”
Omongan-omongan para penonton itu memang membuat si katak semakin tak yakin apakah dirinya bisa memanjat tiang itu sampai puncak. Semua katak yang lainpun akhirnya menyerah dan gagal. Tinggallah satu katak tokoh cerita ini yang terus memanjat dengan pantang menyerah. Setelah sekian kali mencoba, akhirnya dialah satu satunya yang berhasil mencapai puncak tiang itu dan berhasil menjadi juara. Usut-diusut ternyata si katak pemenang ini tuna rungu. Dia tidak bisa mendengar komentar-komentar penonton yang kemungkinan besar bisa membuat patah semangat.
Apa yang kita bisa ambil dari kisah katak tuna rungu ini? Dalam mengejar cita-cita memang tak ada gunanya kita mendengarkan komentar atau omongan negatif dari orang lain yang sering kali menjadikan kendor semangat kita. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa memaksimalkan dan mengoptimalkan usaha/ikhtiar dan doa kita untuk mencapai impian itu. Berpikirlah positif bahwa kita bisa mencapainya dan tentunya harus dengan jalan yang benar dan halal. Begitulah tiga cerita katak yang di dalamnya bisa kita petik pelajaran berharga.